gag tau mau nulisnya dari mana. semuanya terasa penuh dikepalaku,yang dirasai winda dulu sekarang aku yg rasain emang sih pacaran tapi posisi ini gag enak di akunya berada diantara dua orang yg sebenernya mash saling syang cuma gag mau ngejalin hubungan lagi gmna tuu ??
kayak dijadiin kambing hitam, iya gag sihh??
jadi mikir jelek akunya,aku jadi mikir mungkin aja suatu saat nanti mereka bisa balikan lagi trus akunya gmna -.-'' mungkin aja karna dia ngehargai aku trus merekanya tetep deket tanpa sepengetahuan aku yaellaaa tambah parah tuu,mau gag dipikiri tapi kepikiran ,takutnya aku mikirnya positif aja ke dia gag taunya dia udah gmna gimana sama cewek itu.
fhika deby
Tuesday 5 March 2013
Thursday 3 January 2013
HUBUNGAN ANTAR SATUAN UKURAN
Waktu : Menit, Jam, Hari, Minggu, Bulan dan tahun
Ingatlah hubungan antar satuan waktu di bawah ini
1 tahun = 12 bulan
1 tahun = 52 minggu
1 tahun = 365 hari
1 bulan = 4 minggu
1 bulan = 30 hari
1 minggu = 7 hari
1 hari = 24 jam
1 jam = 60 menit
Contoh 1 :
Isilah titik-titik berikut ini
1. 3 tahun = . . . bulan
2. 4 bulan = . . . hari
Jawab :
1. 1 tahun = 12 bulan
3 tahun = 3 x 12 bulan
= 36 bulan
Jadi, 3 tahun = 36 bulan
2. 1 bulan = 30 hari
4 bulan = 4 x 30 hari
= 120 hari
Jadi, 4 bulan = 120 hari
Contoh 2 :
1. 2 tahun 8 bulan = . . . bulan
2. 24 bulan = . . . tahun
Jawab :
1. 2 tahun = 2 x 12 bulan = 24 bulan
8 bulan = 8 bulan +
32 bulan
Jadi, 2 tahun 8 bulan = 32 bulan
2. 1 bulan = 1 : 12 tahun
24 bulan = 24 : 12 tahun
= 2 tahun
Jadi, 24 bulan = 2 tahun
Panjang : km, m, dm dan cm
Beberapa satuan ukuran panjang di antaranya adalah kilometer, meter, desimeter dan sentimeter.
Ingat hubungan antar satuan berikut
1 km = 1.000 m 1 m = 1 : 1000 km
1 km = 10.000 dm 1 dm = 1 : 10.000 km
1 km = 100.000 cm 1 cm = 1 : 100.000 km
1 m = 10 dm 1 dm = 1 : 10 m
1 m = 100 cm 1 cm = 1 : 100 m
1 dm = 10 cm 1 cm = 1 : 10 dm
Contoh :
1. 3 km = . . . m
2. 4 m = . . .dm
Jawab :
1. 1 km = 1000 m
3 km = 3 x 1000 m
=3000 m
Jadi, 1 km = 3000m
2. 1 m = 10 dm
4 m = 10 dm
= 40 dm
Jadi, 4 m = 40 dm
Berat : kg, ons dan gram
Pelajarilah hubungan antar berat berikut ini
1 kg = 10 ons
1 kg = 100 gr
1 ons = 100 gr
1 ons = 1 hg
1 ons = 1 : 10 kg
1 gr = 1 : 1000 kg
1 gr = 1 ; 100 ons
Contoh :
1. 5 kg = . . . gr
2. 700 gr = . . . ons
Jawab :
1. 1 kg =1.000 gr
5 kg = 5 x 1.000 gr
= 5000 gr
Jadi, 5 kg = 5000 gr
2. 1 gr = 1 : 100 ons
700 gr = 700 : 100 ons
= 7 ons
Jadi, 700 gr = 7 ons
Ingatlah hubungan antar satuan waktu di bawah ini
1 tahun = 12 bulan
1 tahun = 52 minggu
1 tahun = 365 hari
1 bulan = 4 minggu
1 bulan = 30 hari
1 minggu = 7 hari
1 hari = 24 jam
1 jam = 60 menit
Contoh 1 :
Isilah titik-titik berikut ini
1. 3 tahun = . . . bulan
2. 4 bulan = . . . hari
Jawab :
1. 1 tahun = 12 bulan
3 tahun = 3 x 12 bulan
= 36 bulan
Jadi, 3 tahun = 36 bulan
2. 1 bulan = 30 hari
4 bulan = 4 x 30 hari
= 120 hari
Jadi, 4 bulan = 120 hari
Contoh 2 :
1. 2 tahun 8 bulan = . . . bulan
2. 24 bulan = . . . tahun
Jawab :
1. 2 tahun = 2 x 12 bulan = 24 bulan
8 bulan = 8 bulan +
32 bulan
Jadi, 2 tahun 8 bulan = 32 bulan
2. 1 bulan = 1 : 12 tahun
24 bulan = 24 : 12 tahun
= 2 tahun
Jadi, 24 bulan = 2 tahun
Panjang : km, m, dm dan cm
Beberapa satuan ukuran panjang di antaranya adalah kilometer, meter, desimeter dan sentimeter.
Ingat hubungan antar satuan berikut
1 km = 1.000 m 1 m = 1 : 1000 km
1 km = 10.000 dm 1 dm = 1 : 10.000 km
1 km = 100.000 cm 1 cm = 1 : 100.000 km
1 m = 10 dm 1 dm = 1 : 10 m
1 m = 100 cm 1 cm = 1 : 100 m
1 dm = 10 cm 1 cm = 1 : 10 dm
Contoh :
1. 3 km = . . . m
2. 4 m = . . .dm
Jawab :
1. 1 km = 1000 m
3 km = 3 x 1000 m
=3000 m
Jadi, 1 km = 3000m
2. 1 m = 10 dm
4 m = 10 dm
= 40 dm
Jadi, 4 m = 40 dm
Berat : kg, ons dan gram
Pelajarilah hubungan antar berat berikut ini
1 kg = 10 ons
1 kg = 100 gr
1 ons = 100 gr
1 ons = 1 hg
1 ons = 1 : 10 kg
1 gr = 1 : 1000 kg
1 gr = 1 ; 100 ons
Contoh :
1. 5 kg = . . . gr
2. 700 gr = . . . ons
Jawab :
1. 1 kg =1.000 gr
5 kg = 5 x 1.000 gr
= 5000 gr
Jadi, 5 kg = 5000 gr
2. 1 gr = 1 : 100 ons
700 gr = 700 : 100 ons
= 7 ons
Jadi, 700 gr = 7 ons
BILANGAN ROMAWI
Bilangan Romawi adalah lambang bilangan yang menggunakan bilangan Romawi
dalam penulisannya
1. Lambang Pokok Bilangan Romawi
I = 1
V = 5
X = 10
L = 50
C = 100
D = 500
M = 1000
2. Cara Penulisan Bilangan Romawi
a. Sistem pengulangan:
Pengulangan dilakukan paling banyak 3 kali.
Lambang bilangan Romawi yang dapat diulang adalah : I, X, C dan M.
Lambang bilangan Romawi V, L dan D tidak boleh diulang.
Contoh:
I = 1 C = 100
II = 2 CC = 200
III = 3 CCC = 300
X = 10 M = 1000
XX = 20 MM = 2000
XXX = 30 MMM = 3000
b. Sistem Pengurangan :
Apabila bilangan Romawi yang di sebelah kiri lebih kecil daripada yagn sebelah
kanannya, maka bilangan yang disebelah kanan dikurangi dengan bilangan
yang di sebelah kirinya . Pengurangan ini hanya dapat dilakukan 1 kali.
Contoh :
IV = 5 – 1 = 4
IX = 10 – 1 = 9
XL = 50 – 10 = 40
XC = 100 – 10 = 90
CD = 500 – 100 = 400
CM= 1000 – 100 = 900
c. Sistem Penjumlahan
Apabila bilangan Romawi diikuti dengan bilangan Romawi yang sama atau lebih kecil,
maka bilangan Romawi tersebut harus ditambahkan. Penjumlahan ini hanya dapat dilakukan
paling banyak 3 angka.
Contoh:
VI = 5 + 1 = 6 VII = 5 + 2 = 7 DC = 500 + 100 = 600
VIII = 5 + 3 = 8 MD = 1000 + 500 =
XI = 10 + 1 = 11 1500
XII = 10 + 2 = 12
XIII = 10 + 3 = 13
XV = 10 + 5 = 15
XVI = 10 + 6 = 16
LX = 60 + 10 = 60
Penambahan 3 angka
CL = 10 + 50 = 60
DC = 500 + 100 = 600
MD = 1000 + 500 = 1500
d. Sistem Gabungan :
Gabungan antara sistem pengurangan dan penjumlahan :
Contoh :
XIV = 10 + (5-1) = 14
CXLIV = 100 + (50-10) + (5-1) = 144
CMXCVII = (1000 – 100) + (100 -10) + 7 = 997
dalam penulisannya
1. Lambang Pokok Bilangan Romawi
I = 1
V = 5
X = 10
L = 50
C = 100
D = 500
M = 1000
2. Cara Penulisan Bilangan Romawi
a. Sistem pengulangan:
Pengulangan dilakukan paling banyak 3 kali.
Lambang bilangan Romawi yang dapat diulang adalah : I, X, C dan M.
Lambang bilangan Romawi V, L dan D tidak boleh diulang.
Contoh:
I = 1 C = 100
II = 2 CC = 200
III = 3 CCC = 300
X = 10 M = 1000
XX = 20 MM = 2000
XXX = 30 MMM = 3000
b. Sistem Pengurangan :
Apabila bilangan Romawi yang di sebelah kiri lebih kecil daripada yagn sebelah
kanannya, maka bilangan yang disebelah kanan dikurangi dengan bilangan
yang di sebelah kirinya . Pengurangan ini hanya dapat dilakukan 1 kali.
Contoh :
IV = 5 – 1 = 4
IX = 10 – 1 = 9
XL = 50 – 10 = 40
XC = 100 – 10 = 90
CD = 500 – 100 = 400
CM= 1000 – 100 = 900
c. Sistem Penjumlahan
Apabila bilangan Romawi diikuti dengan bilangan Romawi yang sama atau lebih kecil,
maka bilangan Romawi tersebut harus ditambahkan. Penjumlahan ini hanya dapat dilakukan
paling banyak 3 angka.
Contoh:
VI = 5 + 1 = 6 VII = 5 + 2 = 7 DC = 500 + 100 = 600
VIII = 5 + 3 = 8 MD = 1000 + 500 =
XI = 10 + 1 = 11 1500
XII = 10 + 2 = 12
XIII = 10 + 3 = 13
XV = 10 + 5 = 15
XVI = 10 + 6 = 16
LX = 60 + 10 = 60
Penambahan 3 angka
CL = 10 + 50 = 60
DC = 500 + 100 = 600
MD = 1000 + 500 = 1500
d. Sistem Gabungan :
Gabungan antara sistem pengurangan dan penjumlahan :
Contoh :
XIV = 10 + (5-1) = 14
CXLIV = 100 + (50-10) + (5-1) = 144
CMXCVII = (1000 – 100) + (100 -10) + 7 = 997
KUBUS DAN BALOK
Kubus dan Balok
Kubus dan balok merupakan bangun ruang yang terbentuk dari susunan bangun datar.KUBUS, merupakan bangun ruang yang terdiri dari persegi yang kongruen (sama besar).
BALOK, merupakan bangun ruang yang dapat terdiri dari persegi ataupun persegi panjang. Bangun tersebut sama panjang dengan dihadapannya.
Rusuk
Rusuk ialah ruas garis pada kubus dan balok, terdapat 12 rusuk. Pada kubus rusuk yang dimiliki sama panjang namun pada balok rusuk yang sejajar saja yang memiliki panjang yang sama. Contoh:
Rusuk alas : AB, BC, CD, AD
Rusuk tegak : AE, BF, CG, EH
Rusuk atap : EF, FG, GH, EH
Bidang / sisi
Bidang/sisi adalah bagun datar yang memisahkan antara bagian dalam dan bagian luar. Banyaknya sisi yang dimilikinya sebanyak enam sisi.
Sisi alas : ABCD
Sisi atas : EFGH
Sisi kanan : BCGF
Sisi kiri : ADHF
Sisi depan : ABFE
Sisi belakang : CDHG
Titik sudut
Terdapat 8 titik sudut pada bangun ini. Penamaan titik sudut ini menggunakan huruf capital, titik sudut merupakan pertemuan 3 rusuk yang bertemu pada satu titik. Yaitu: A, B, C, D, E, F, G, H.
Diagonal sisi
Diagonal sisi adalah ruas garis yang terbentuk oleh sudut yang berhadapan pada satu bidang. Ada 12 diagonal sisi, hal ini didapat karena pada kubus dan balok mempunyai 6 bidang/sisi masing-masing bidang tersebut memiliki 2 sudut yang berhapan maka didapatkanlah 2 diagonal sisi, maka 2 x 6 (banyaknya sisi) = 12.
Contoh: AC, BD, AF, BE, dll.
Diagonal ruang
Diagonal ruang adalah ruas garis yang terbentuk oleh sudut yang berhadapan pada satu ruang. Terdapat 4 diagonal ruang, yaitu: AG, BH, CE, DF.
Bidang diagonal
Terdapat 6 bidang diagonal pada kubus dan balok. Bidang diagonal ini terdapat pada bagian dalam yang berbentuk persegi panjang, yaitu: ACGE, BFHD, BCHE, ADGF, dll.
RUMUS KUBUS DAN BALOK
Volume kubus:
V = s x s x s
= s³
Panjang rusuk:
P rusuk = 12 x s
= 12s
Luas kubus/luas permukaan kubus:
L = 6 x s²
= 6s²
Volume balok:
V = panjang x lebar x tinggi
= p x l x t
Panjang rusuk:
P rusuk = 4p + 4l + 4t
= 4 (p + l + t)
Luas balok/luas permukaan balok
L = 2pl + 2pt + 2lt
= 2(pl + pt + lt)
PELUANG
Peluang
Peluang disebut juga probabilitas yang berarti ilmu kemungkinan. Di dalam peluang dikenal ruang sampel dan titik sampel.
Ruang sampel adalah himpunan semua hasil/kejadian yang mungkin terjadi dan dilambangkan dengan S
Peluang (P) =Banyak kejadian muncul/Banyak kejadian yang mungkin
Contoh: P=400/1200 = 1/3
Komplemen dari nilai di atas = 1200-400:1200
=800/1200 = 2/3
Frekuensi nisbi = Banyak Kejadian Muncul/Banyak percobaan
Frekuensi harapan = Banyak percobaan x Peluang
Ruang sampel dan Titik Sampel
Ruang sampel adalah himpunan semua hasil/kejadian yang mungkin terjadi dan dilambangkan dengan S.
Dalam beberapa peercobaan, ruang sampel dapat ditentukan dengan menggunakan diagram pohon maupun tabel, dan anggota-anggota ruang sampel dapat didaftar secara mudah dan teratur.
Pengetosan Dua Mata Uang
A
|
G
|
|
A
|
(A,A)
|
(A,G)
|
G
|
(G,A)
|
(G,G)
|
Banyak titik sampel= 2x2 = 4
Pengetosan Dua Dadu
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
|
1
|
(1,1)
|
(1,2)
|
(1,3)
|
(1,4)
|
(1,5)
|
(1,6)
|
2
|
(2,1)
|
(2,2)
|
(2,3)
|
(2,4)
|
(2,5)
|
(2,6)
|
3
|
(3,1)
|
(3,2)
|
(3,3)
|
(3,4)
|
(3,5)
|
(3,6)
|
4
|
(4,1)
|
(4,2)
|
(4,3)
|
(4,4)
|
(4,5)
|
(4,6)
|
5
|
(5,1)
|
(5,2)
|
(5,3)
|
(5,4)
|
(5,5)
|
(5,6)
|
6
|
(6,1)
|
(6,2)
|
(6,3)
|
(6,4)
|
(6,5)
|
(6,6)
|
Banyak titik sampel = 6x6 = 36
Pengetosan Mata Uang dan Dadu
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
|
A
|
(A,1)
|
(A,2)
|
(A,3)
|
(A,4)
|
(A,5)
|
(A,6)
|
G
|
(G,1)
|
(G,2)
|
(G,3)
|
(G,4)
|
(G,5)
|
(G,6)
|
Banyak titik sampel = 2x6 = 12
PERSAMAAN LINEAR DAN VARIABEL
PERSAMAAN
DAN PERTIDAKSAMAAN
LINEAR
SATU VARIABEL
A. Persamaan Linear Satu Variabel
1.
Kalimat Terbuka, Variabel, dan Konstanta
a.
Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum dapat diketahui nilai
kebenarannya.
b.
Variable (peubah) adalah lambang (symbol) pada kalimat terbuka yang
dapat diganti oleh sembarang anggota himpunan yang telah ditentukan
c.
Konstanta adalah lambang yang menyatakan suatu bilangan tertentu
Pada kalimat berikut x + 5 = 12
Belum dapat mengatakan kalimat itu benar atau salah,
sebab nilai (x) belum diketahui. Bila lambang (x) diganti dengan lambang
bilangan cacah, barulah itu dapat dikatakan kalimat itu benar atau salah. Jika
(x) diganti dengan “3” , kalimat itu bernilai salah ; tetapi bila (x) diganti
dengan 7 , kalimat itu bernilai benar. Lambang (x) dapat pula diganti
menggunaan huruf-huruf kecil dalam abjad lainnya, yaitu ; a, b,c,… x,y,z dari
bentuk diatas
x+5 +12 (kalimat
terbuka)
3+ 5 = 12 (kalimat Salah
)
7+5 = 12 (kalimat benar)
Huruf x pada x + 5 = 12 disebut variable (peubah), sedangkan 5 dan 12
disebut konstanta
Contoh :
Kalimat Terbuka
|
Peubah
|
Konstanta
|
x + 13 + 17
|
x
|
13 dan 17
|
7 – y = 12
|
y
|
7 dan 12
|
4z – 1 = 11
|
z
|
-1 dan 11
|
Subscribe to:
Posts (Atom)